Mengapa Syiah Disebut Sebagai Ajaran Sesat ?
Secara Kasat Mata, sulit ditemukan perbedaan mencolok antara penganut Islam dengan
penganut Syi’ah.Tapi bila kita menelusuri lebih dalam lagi, ternyata ajaran Syi'ah sangat jauh berbeda dengan ajaran Islam yg diwariskan Nabi Muhammad S.AW.
Syi'ah dalam bahasa Arab memiliki makna : Pembela dan pengikut seseorang, juga setiap kaum yang bersatu/berkumpul di atas suatu perkara.
Syi'ah berawal dari Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi yang masuk Islam, kemudian menyebarkan ajaran yang menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya.
Berikut adalah perbedaan ajaran Syi'ah yang menyimpang dari ajaran Islam .
1) Rukun Iman Dalam Islam yang sebenarnya :
A. Iman Kepada Allah
B. Iman Kepada Malaikat
C. Iman Kepada Kitab Allah
D. Iman Kepada Rasul
E. Iman Kepada Qada dan Qadar
F. Iman Kepada Hari Akhir
Sedangkan Rukun Iman Yang Menyimpang Dalam Ajaran Syi'ah adalah sebagai berikut :
A. At-Tauhid
Sedangkan Rukun Islam Syiah yang menyimpang Dari Ajaran Islam adalah sebagai berikut :
Syi'ah dalam bahasa Arab memiliki makna : Pembela dan pengikut seseorang, juga setiap kaum yang bersatu/berkumpul di atas suatu perkara.
Syi'ah berawal dari Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi yang masuk Islam, kemudian menyebarkan ajaran yang menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya.
Berikut adalah perbedaan ajaran Syi'ah yang menyimpang dari ajaran Islam .
1) Rukun Iman Dalam Islam yang sebenarnya :
A. Iman Kepada Allah
B. Iman Kepada Malaikat
C. Iman Kepada Kitab Allah
D. Iman Kepada Rasul
E. Iman Kepada Qada dan Qadar
F. Iman Kepada Hari Akhir
Sedangkan Rukun Iman Yang Menyimpang Dalam Ajaran Syi'ah adalah sebagai berikut :
A. At-Tauhid
B. An-Nubuwwah
C. Al-Imamah
D. Al-Adlu
E. Al-Ma’ad
2) Rukun Islam Yang Sebenarnya :
A. Syahadatain (dua kalimat syahadat)
B. As-Sholah (sholat)
C. As-Shoum (puasa)
D. Az-Zakah (zakat)
E. Al-Hajj (haji)
Sedangkan Rukun Islam Syiah yang menyimpang Dari Ajaran Islam adalah sebagai berikut :
A. As-Sholah (sholat)
B. As-Shoum (puasa)
C. Az-Zakah (zakat)
D. Al-Hajj (haji)
E. Al-wilayah(kekuasaan)
3) Ahlu as-Sunnah dalam ajaran Islam yang sebenarnya :
Dua kalimat Syahadat
Sedangkan dalam ajaran Syiah diubah menjadi :
Tiga kalimat Syahadat , disamping Asyhadu an Laa ilaha illallah,
wa asyhadu anna Muhammadan Rosulullah, masih ditambah dengan menyebut
dua belas imam-imam aliran Syi'ah .
4) Ahlu as-Sunnah dalam ajaran Islam yang sebenarnya adalah : Percaya
kepada imam-imam tidak termasuk rukun iman. Adapun jumlah imam-imam
Ahlu as-Sunnah tidak terbatas. Selalu timbul imam-imam, sampai hari
kiamat.
Karenanya membatasi imam-imam hanya dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan.
Sedangkan Ajaran Syiah : Percaya
kepada dua belas imam-imam mereka, termasuk rukun iman. Karenanya
orang-orang yang tidak beriman kepada dua belas imam-imam mereka
(seperti orang-orang Sunni), maka menurut ajaran Syi’ah dianggap kafir, di sembelih
dan akan masuk neraka.
5) Ahlu as-Sunnah dalam ajaran Islam yang sebenarnya adalah : Khulafa’ ar-Rosyidin yang diakui (sah) adalah,
1. Abu Bakar
2. Umar
3. Utsman
4. Ali radliyallahu anhum
Sedangkan ajaran Syiah :
Ketiga Khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) tidak diakui oleh Syiah.
Karena dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal
Imam Ali sendiri membai’at dan mengakui kekhalifahan mereka).
6) Ahlussunnah dalam ajaran Islam yang sebenarnya adalah : Khalifah (Imam) adalah manusia biasa, yang tidak mempunyai sifat Ma’shum.
Berarti mereka dapat berbuat salah/ dosa/ lupa. Karena sifat Ma’shum, hanya dimiliki oleh para Nabi.
Sedangkan Ajaran Syiah : Para imam yang jumlahnya dua belas tersebut mempunyai sifat Ma’shum, seperti para Nabi.
7) Ahlu as-Sunnah dalam ajaran Islam yang sebenarnya adalah : Dilarang mencaci-maki para shahabat.
Sedangkan ajaran Syiah :
Mencaci-maki dan memusuhi para shahabat tidak apa-apa bahkan Syiah berkeyakinan,
bahwa para shahabat setelah Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam
wafat, mereka menjadi murtad dan tinggal beberapa orang saja. Alasannya
karena para shahabat membai’at shahabat Abu Bakar sebagai Khalifah.
8) Ahlu as-Sunnah dalam ajaran Islam yang sebenarnya adalah : Aisyah istri Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam sangat dihormati dan dicintai. Beliau adalah Ummul Mu’minin.
Sedangkan ajaran Syiah : Siti Aisyah dicaci-maki, difitnah, bahkan dikafirkan.
9) Ahlu as-Sunnah dalam ajaran Islam yang sebenarnya : Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran dan rujukan Ahlussunnah adalah Kutub as-sittah,
a) al-Imam al-Bukhoriy
b) al-Imam Muslim
c) Abu Dawud
d) at-Tirmidziy
e) Ibnu Majah
f) An-Nasa’iy
(kitab-kitab tersebut beredar dimana-mana dan dibaca oleh kaum Muslimin sedunia).
Sedangkan ajaran Syiah : Kitab-kitab Syiah ada empat,
a) Al-Kafiy
b) Al-Istibshor
c) Man Laa Yadlurruhu al-Faqih
d) At-Tahdzib
(Kitab-kitab tersebut tidak beredar, sebab kebohongannya takut diketahui oleh pengikut-pengikut Syiah).
10. Ahlu as-Sunnah : Alqur’an tetap orisinil
Syiah :
Alqur’an yang ada sekarang ini menurut pengakuan ulama Syiah tidak
orisinil. Sudah dirubah oleh para sahabat (dikurangi dan ditambah).
11. Ahlu as-Sunnah : Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul Nya.
Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak taat kepada Allah dan Rasul Nya.
Syiah : Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali, walaupun orang tersebut tidak taat kepada Rosulullah.
Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang memusuhi Imam Ali, walaupun orang tersebut taat kepada Rosulullah.
12. Ahlu as-Sunnah : Aqidah
Raj’ah tidak ada dalam ajaran Ahlussunnah. Raj’ah adalah besok diakhir
zaman sebelum kiamat, manusia akan hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul
Bait akan balas dendam kepada musuh-musuhnya.
Syiah : Raj’ah
adalah salah satu aqidah Syiah. Dimana diceritakan, bahwa nanti diakhir
zaman, Imam Mahdi akan keluar dari persembunyiannya. Kemudian dia pergi
ke Madinah untuk membangunkan Rosulullah, Ali, Fatimah serta Ahlul
Bait yang lain.
Setelah
mereka semuanya bai’at kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu
Bakar, Umar, Aisyah. Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib,
sampai mati seterusnya diulang-ulang sampai ribuan kali. Sebagai
balasan atas perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Bait.
Keterangan : Orang
Syiah mempunyai Imam Mahdi sendiri. Berlainan dengan Imam Mahdinya Ahlu
as-Sunnah, yang akan membawa keadilan dan kedamaian.
13. Ahlu as-Sunnah : Mut’ah (kawin kontrak), sama dengan perbuatan zina dan hukumnya haram.
Syiah : Mut’ah
sangat dianjurkan dan hukumnya halal. Halalnya Mut’ah ini dipakai oleh
golongan Syiah untuk mempengaruhi para pemuda agar masuk Syiah. Padahal
haramnya Mut’ah juga berlaku di zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib.
14. Ahlu as-Sunnah : Khomer/ arak tidak suci.
Syiah : Khamer/ arak suci.
15. Ahlu as-Sunnah : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap tidak suci.
Syiah : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap suci dan mensucikan.
16. Ahlu as-Sunnah : Diwaktu sholat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri hukumnya sunnah.
Syiah : Diwaktu sholat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri membatalkan sholat.
(Jadi
sholatnya bangsa Indonesia yang diajarkan Wali Songo oleh orang-orang
Syiah dihukum tidak sah/ batal, sebab meletakkan tangan kanan diatas
tangan kiri).
17. Ahlu as-Sunnah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat adalah sunnah.
Syiah : Mengucapkan Amin diakhir surat al-Fatihah dalam sholat dianggap tidak sah/ batal sholatnya.
(Jadi sholatnya Muslimin di seluruh dunia dianggap tidak sah, karena mengucapkan Amin dalam sholatnya).
18. Ahlu as-Sunnah : Sholat jamak diperbolehkan bagi orang yang bepergian dan bagi orang yang mempunyai udzur syar’iy.
Syiah : Sholat jamak diperbolehkan walaupun tanpa alasan apapun.
19. Ahlu as-Sunnah : Sholat Dluha disunnahkan.
Syiah : Sholat Dhuha tidak dibenarkan.
(Padahal semua Auliya’ dan shalihin melakukan shalat Dluha).
Syi’ah:meyakini bahwa sholat jum’at hukumnya tidak wajib.
21. Ahlu as-Sunnah : Adzan menurut ahlu as-Sunnah, [1]
- (Allohu akbar) 4 kali
- (Asyhadu alla ilaha illalloh) 2 kali
- (Asyhadu anna Muhammadan rosululloh) 2 kali
- (Hayya alash Sholah) 2 kali
- (Hayya alal falah) 2 kali
- (Allohu akbar) 2 kali
- (La ilaha illalloh) 1 kali
Syiah: Adzan versi Syiah:
- (Allohu akbar) 4 kali
- (Asyhadu alla ilaha illalloh) 2 kali
- (Asyhadu anna Muhammadan rosululloh) 2 kali
- (Asyhadu anna ‘Aliyyan waliyulloh) 2 kali
- (Hayya alash Sholah) 2 kali
- (Hayya alal falah) 2 kali
- (Hayya ala khoiril ‘amal) 2 kali
- (Allohu akbar) 2 kali
- (La ilaha illalloh) 2 kali
Demikian
telah kami nukilkan perbedaan-perbedaan antara aqidah Ahlu as-Sunnah
Waljamaah dan aqidah Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah).
Sengaja kami nukil sedikit saja, sebab apabila kami nukil
seluruhnya, maka akan memenuhi halaman-halaman buku ini.
Harapan
kami semoga pembaca dapat memahami benar-benar perbedaan-perbedaan
tersebut. Selanjutnya pembaca yang mengambil keputusan (sikap).
Masihkah mereka akan dipertahankan sebaga Muslimin dan Mukminin? (Walaupun dengan Muslimin berbeda segalanya).
Sebenarnya
yang terpenting dari keterangan-keterangan di atas adalah agar
masyarakat memahami benar-benar, bahwa perbedaan yang ada antara Ahlu
as-Sunnah dengan Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) itu,
disamping dalam Furu’ (cabang-cabang agama) juga dalam Ushul (pokok/
dasar agama).
Apabila
tokoh-tokoh Syi’ah sering mengaburkan perbedaan-perbedaan tersebut,
serta memberikan keterangan yang tidak sebenarnya, maka hal tersebut
dapat kita maklumi, sebab mereka itu sudah memahami benar-benar, bahwa
Muslimin Indonesia tidak akan terpengaruh atau tertarik pada Syi’ah,
terkecuali apabila disesatkan (ditipu).
Oleh
karena itu, sebagian besar orang-orang yang masuk Syi’ah adalah
orang-orang yang tersesat, yang tertipu oleh bujuk rayu tokoh-tokoh
Syi’ah.
Akhirnya,
setelah kami menyampaikan perbedaan-perbedaan antara Ahlu as-Sunnah
dengan Syi’ah, maka dalam kesempatan ini kami menghimbau kepada Alim
Ulama serta para tokoh masyarakat, untuk selalu memberikan penerangan
kepada umat Islam mengenai kesesatan ajaran Syi’ah. Begitu pula untuk
selalu menggalang persatuan sesama Ahlu as-Sunnah dalam menghadapi
rongrongan yang datangnya dari golongan Syi’ah. Serta lebih waspada
dalam memantau gerakan Syi’ah di daerahnya. Sehingga bahaya yang selalu
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa kita dapat teratasi.
Selanjutnya
kami mengharap dari aparat pemerintahan untuk lebih peka dalam
menangani masalah Syi’ah di Indonesia. Sebab bagaimanapun, kita tidak
menghendaki apa yang sudah mereka lakukan, baik di dalam negeri maupun
di luar negeri, terulang di negara kita.
Semoga Allah selalu melindungi kita dari penyesatan orang-orang Syi’ah dan aqidahnya. Amin.